Tabunan

Hingga sampai juga kita di malam seperti ini, memandang api unggun yang sama meski tak saling bersebelah. Malam menahan kita hingga kerumunan berubah menjadi sepi, meninggalkan kita dengan baranya yang kian mereda.

Bukankah api unggun itu semakin terlihat seperti kita?

Ada kalanya dulu saling bergantian mengambil kayu demi menjaga apinya, mengusir dingin dengan saling menghampiri dengan tangan penuh ubi. Karena kita berdua tau, memandangnya saja tak membuat bara menang dari dingin malam.

Hingga sampai juga kita di malam seperti ini, memandang api unggun yang sama meski tak lagi bersebelah. Sesekali bertemu tatap seolah menunggu siapa yang lebih dulu membuat dingin tak lagi ingin menetap, entah dengan kembali menyalakan api atau bersiap pergi.

0 comments