Dua Dini Hari
Pejam yang tak pernah temaram,
riuh dengan arak-arakan kenangan dan ingatan. Aku berputar-putar dalam
kepalaku, menghindar sebelum tenggelam di antara tumpukan peluk dan cium di banyak reka adegan. Sorot lampu tetangga berpendar di dinding kamarku,
menarikku dari dekap gelap yang sibuk mengajakku menerka kemana hilangnya kamu.
Jadilah aku pukul dua dini hari ini, yang kembali mencari namamu dan berulang membaca semua pesanmu. Jadilah aku pukul dua dini hari ini, dengan jari yang sibuk mercerca dalam ruang bertuliskan namamu. Jadilah aku pukul dua dini hari ini, yang perlahan terisak membersihkan semua kalimatku. Jadilah aku pukul dua dini hari ini, yang patah lagi.

0 comments