Berarti Dalam Caramu
Apakah semua yang kita hadapi harus menjadi berarti atau sekadar memori, saat ini sering mengganggu hati. Kadang rindu saat dulu ketika melihat senyum artinya suka dan cemberut artinya marah. Mudah.
Terakhir kali aku menjadikan berarti padanya yang hanya sebatas menjadi tumpukan memori. Ya, aku susah payah menjalani dan memaknai hidup nyatanya, baginya, ini hanyalah waktu luangnya untuk mencari tawa.
Aku lihat lagi kedua tanganku, di tiap sela jemari dan kuku. Tidakkah ada rasa utuh ketika membuat mereka tergenggam penuh?
Aku berkaca dan menatap kedua lenganku. Bukankah merepotkan ketika kamu kembali untuk memaksaku berjalan lagi saat aku kalah debat hanya dengan satu dekap?
Jika bagimu berlebihan memberikan arti dibanding sekadar membuat memori, lalu apakah kecup masih tak juga cukup?

0 comments