Vending Machine

Seseorang pernah bilang, aku ini seperti vending machine.

Apa yang mereka jelas inginkan terhadapku pasti akan kuberikan, namun sayangnya aku terlalu murah hati untuk ukuran vending machine yang selalu mempunyai harga di tiap barang yang mereka punya. Aku hanya cukup menerima kebaikan sekali lalu segalanya bisa kuberikan sebagai imbalannya. Aku tersentak, rasanya ini kali pertama aku mendengar hal seperti ini dan entah mengapa terasa begitu menyedihkan.

Aku tak penah menang akan kebaikan orang lain yang membuatku merasa diterima, mungkin itu sebabnya sekali aku merasa diterima aku bisa memberikan apapun agar tak pernah ditinggalkan nantinya. Tapi mendengar ucapannya aku tersadar, aku bisa kosong dan habis.

Mungkin itu mengapa semua orang pada akhirnya memilih pergi.

Pada akhirnya aku memang tak pernah menjadi tujuan siapapun, aku tak lebih hanya sebuah mesin pemenuh kebutuhan. Hanya menunggu waktu jika tak ada lagi yang bisa kuberikan lalu akhirnya ditinggalkan dan menunggu mereka kembali selagi aku memenuhi diriku lagi karena nyatanya aku bukan favorit siapapun; mereka terus kembali hanya karena aku memang tak pernah pergi kemanapun.

0 comments