Sejauh Mana
Jika kamu adalah malam, maka aku adalah gelap yang siap
menyandingmu. Lalu terhempas oleh neon-neon jalanan atau nyala lampu taman rumah
laki-laki tua yang sombong itu. Mereka sadar, kamu pun begitu. Tapi akan selalu
ada cara untuk tak begitu menjadikanku sebuah ancaman.
Jika kamu adalah pagi, maka aku adalah cicit burung yang singgah
sekedar mencuri nasi yang mengering karena memang sengaja ibumu jemur kemarin siang.
Lalu terbang, jika entah kakak atau ayahmu melempar sandal dari arah teras
rumahmu.
Jika kamu adalah siang, maka aku adalah terik yang membuat
manusia dibawahmu menghujammu dengan ribuan umpatan. Lalu mereka berdoa,
memohon Tuhan menurunkan sedikit mendung, atau rintik gerimis yang setidaknya
bisa mengusirku.
Dan jika kamu adalah senja, maka siapalah aku selain
kenangan pedih manusia yang terjadi kala matahari perlahan turun sambil
meniupkan nafas jingganya? Diratapi lalu dibiarkan tenggelam bersama matahari.
Lalu, sudah sejauh mana kamu kehilangan aku?

0 comments