Jika Masalah Itu Seperti Hujan


Photo by Bruno Vincent/Getty Images
Menghadapi masalah itu seperti berkendara saat hujan.
Melelahkan, memang. Namun tetap harus berhati-hati. Sederas apapun hujan saat itu. Selelah apapun kamu saat itu. Kembali ke tujuanmu dengan utuh meski lelah, meski basah. Sama seperti saat kamu menghadapi sebuah masalah. Meski tak pernah menginginkannya, selesaikan semua. Tak perlu terburu-buru, tak perlu mengeluh.  Kembali ke tujuanmu dengan utuh, meski dengan tangis, meski dengan hati teriris.

Menghadapi masalah itu seperti berkendara saat hujan.
Anggap deras hujan itu masalah yang menimpamu, sementara posisi berkendaramu adalah proses hidup yang harus tetap kamu jalani. Yang pastinya kamu harus tetap melaju tanpa harus terhenti karena hujan.  Boleh berhenti, tapi untuk memperkuat keadaanmu saat ini.  Untuk terus melaju dalam deras.

Kamu bisa gunakan jas hujan.
Dia ibarat teman-teman terbaikmu, juga keluargamu. Membuat kamu nyaman kala hujan. Mereka tak menjanjikan tubuhmu akan kering, namun setidaknya dia membuatmu tak kuyup oleh bulir air. Tak membuatmu terpuruk dalam masalahmu. Kamu masih bisa terus melaju diatas motormu. Mereka selalu ada menemanimu menerjang deras hujan.
Tarik ujung celanamu. Setidaknya tak akan membuatnya basah oleh genangan yang terlempar saat orang sebelahmu melaju kencang. Itu seperti kamu sudah siap menerjang masalahmu. Tak ingin deras hujan yang sudah mulai menggenang memberi pengaruh buruk pada tubuhmu, tak ingin deras masalah memberi pengaruh buruk pada pikiranmu.
Namun tetap berhati-hati dengan jalan didepanmu.
Jalanan itu lingkunganmu. Lubang menganga lebar itu hal negatif dalam ligkunganmu.
Tetap fokus, kenali dimana letak lubang disetiap jalanmu. Jalanan yang sering kamu lewati harusnya kamu hafal disetiap sudut adanya lubang. Sama seperti lingkunganmu. Kenali.

Hujan membuat genangan dimana-mana.
Masalah yang tak kunjung usai.
Tetap fokus pada jalan didepanmu. Tetap kenali lingkunganmu. Karena salah mengenali lingkunganmu, kamu bisa saja terjatuh. Terjerembab pada lubang yang tertutup genangan.

Tetap percaya Tuhan selalu menyertaimu. Tetap percaya jika dirimu sendiri yang mampu membawa dirimu untuk pulang, untuk sampai dimana tujuanmu. Diatas motormu, diatas usahamu. Dengan jas hujanmu, dengan sahabat dan keluargamu. Dengan insting letak lubang disetiap jalananmu, dengan kemampuan membaca lingkunganmu.
Yakin deras hujan tak selamanya membawa kesusahan, kamu juga harus ingat saat kamu setinggi  siku ayahmu, kamu pernah berlari riang ditengah deras hujan.

0 comments