Malang
Kurasa memang cuma Malang yang hujan meski deras rasanya seperti gerimis manis yang biasa saja jika diterjang, sorenya yang dengan atau tanpa langit jingga kemerahannya masih begitu merona, atau segala bentuk manusia dan perasaannya yang kutemui di sepanjang jalan selalu bergerak lebih lambat dan sayang untuk dilewatkan. Pun kamu yang selalu membawaku melihat itu semua.
Kurasa dengan
bermimpi untuk terus melihat itu semua bersamamu adalah satu dari bahagiaku.
Rumah yang tak perlu taman luas pun tak apa asal ada pagarnya, anak-anak
tetangga yang berebutan jambu air di depan rumah kita, atau pagi yang tergesa
karena semalam kita saling membangunkan berujung bangun kesiangan.
Kurasa aku sudah
cukup indah menggambarkan kamu dan Malang secara bersamaan, dengan rindu yang
terus kau gaungkan sedang jarak tak henti kamu bentangkan. Malang masih seperti
bait pertamaku meski tanpa kalimat terakhirnya, tak ada yang berubah hanya saja
memang ada yang hilang. Kamu, juga perasaanmu yang entah apakah pernah ada itu.

0 comments