Ketebak
Rasanya aku memang terlalu sombong untuk meminta melepaskan diri. Dan kamu tau apa balasan untuk orang-orang sombong sepertiku? Jatuh di langkah ke dua tepat setelah berbalik dari arahmu.
Di tengah kekesalanku akan semua kegagalanku tanpa kamu tak membuatku makin ingin berlari lagi ke arahmu akhir-akhir ini. Salahkan rasa sombongku yang kali ini makin melahirkan anak-anak kebencian akanmu, yang setiap rindu hanya akan digerus
amarah dan menumpuk menjadi tumpukan kebencian yang kubuat sendiri. Demi bertahan di posisiku dan demi ego yang sudah terlajur dibuang.
amarah dan menumpuk menjadi tumpukan kebencian yang kubuat sendiri. Demi bertahan di posisiku dan demi ego yang sudah terlajur dibuang.
Bukan kemarin, bukan sekali dua kali aku meminta hingga pada akhirnya aku berani seperti hari itu. Pada hari yang meskipun pada akhirnya aku tertatih barang satu langkah darinya, berjanji tak akan lagi kembali. Mau jadi apa jika terus bertamu dan sesekali bermalam? Omongan tetangga sudah ada sampai satpam perumahan yang sudah hafal wajah kita bedua pun mungkin bosan melihat. Mau tunggu apa lagi? Tunggu ditegur pak RT?
Ya, sampai semurah itu aku menganalogikan hubungan kita.
Tapi ya sudahlah.
Hari ini aku hanya ingin mempermalukan diri sendiri, menukar rindu dengan beberapa tulisan dan bukan kebencian. Rasanya memang aku sudah kepalang tak tau malu, dicintai begitu rupa tapi menyerah dengan lelah dan mengumpulkan kebencian untuk terlihat baik-baik saja.
Ah, aku kangen.

0 comments